Selasa, 25 Mei 2010

Misteri Sungai Bawah Laut

Misteri Sungai Bawah Laut - Fenomena alam yang merupakan penemuan dari seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis yaitu Mr.Jacques Yves Costeau, dia menemukan sebuah sungai di bawah laut, Cenote Angelita, Meksiko. Pada saat itu dia sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinasi atau khalayan sewaktu menyelam.

Lihat Foto



Namun ada yang mengatakan bahwa warna kecoklatan seperti air sungai itu merupakan lapisan gas hidrogen sulfida. Namun warna kecoklatan itu bukan berasal dari air tawar. Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfide atau H2S. Gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan kotoran.

"H2S itu bersifat asam, apabila bercampur dengan air laut atau garam yang terkandung dalam air laut, maka gas itu bisa berbahaya bagi biota laut, namun tidak berbahya bagi manusia. Seperti diketahui, 'sungai' bawah laut yang terjadi di perairan perairan Cenote Angelita, Mexico, pada kedalaman 60 meter itu bukanlah sungai sebenarnya.

Warna kecoklatan seperti air sungai itu merupakan lapisan gas hidrogen sulfida. Namun warna kecoklatan itu bukan berasal dari air tawar.

Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfide atau H2S. Gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan kotoran.

Suasana dalam laut itu mirip sungai lengkap dengan lapisan seperti air yang berwarna agak kecoklatan. Ada pohon lengkap dengan dedaunan jatuh berguguran.

Senin, 24 Mei 2010

PENDAYAGUNAAN BAHAN/ZAT KIMIA



PEREAKSI

            Pereaksi pada umumnya mudah dibuat, yaitu dengan cara melarutkan zat itu begitu saja dalam pelarut yang cocok terutama air, setelah memperhitungkan konsentrasi ayng diinginkan. Akan tetapi dalam membuat pereaksi perlu diperhatikan penggolongan beberapa pereaksi sebagai berikut :

  1. Pereaksi berupa larutan yang mudah dibuat dengan melarutkan sejumlah zat padatnya. Contohnya : NaCl, KNO3, dan KCl.
  2. Pereaksi yang berupa larutan yang ketika dilarutkan dalam air langsung menghidrolisis sehingga menghasilkan keadaan yang tidak diharapkan. Hal tersebut dapat di atasi misalnya dengan melarutkan zat pereaksi tersebut terlebih dahulu dalam asam pekat (asam pekat yang digunakan sesuai dengan sisa asam yang tertulis pada rumus kimianya).
Contoh : untuk memuat SnCl2 0,5 M, 110 g SnCl2 2H2O dilarutkan dahulu dalam HCl pekat. Jika perlu dipanaskan, kemudian di encerkan sampai 1 liter denagn air.
  1. Pereaksi yang berupa larutan, yaitu zat yang mudah larut, tetapi mengalami kekeruhan setelah diencerkan. Hal ini di atasi dengan menambahkan sedikit asam pekat sesuai dengan sisa saam yang tertulis dalam rumus kimianya. Contoh CuSO4 dan Pb(NO3)2.
  2. Pereaksi yang berupa larutan yang pada waktu pembuatannya menghasilkan panas yang banyak, sehingga dapat memecahkan bejana atau botol kaca. Hal ini dapat di atasi dengan menempatkan tempat/bejana pelarutan di dalam air pendingin. Contoh : CuSO4 dan H2SO4.
  3. Pereaksi yang berupa larutan, pada saat zat terlarut dalam air menimbulkan proses endoterm.. hal ini akan menyebabkan bejana penampungnya menjadi dingin, bahkan udara di sekitarnya (di dinding bejana) mengembun atau terjadi proses perubahan suhu yang tiba-tiba. Hal demikian perlu diperhatikan karena ketika proses pelarutan dilakukan, perubahan suhu secara tiba-tiba dapat memecahkan botol penampungnya. Contohnya : NH4Cl dan NH4SCN.
  4. Pereaksi yang berupa padatan atau larutan, penyimpanannya harus tertutup baik. Hal ini harus dilakukan karena akan terjadi perubahan konsentrasi. Contoh : CaCl2 dan H2SO4.
  5. Pereaksi yang mudah tercemar, contoh : Ba(OH)2, Ca(OH)2, dan NaOH.
  6. Pereaksi yang mudah menguap, contoh : HCl, NH3.
  7. Pereaksi yang mudah teroksiadasi, contoh : KNO3 dan difenilamina.
  8. Pereaksi yang mudah tereduksi, bersifat oksidator, contoh : KNO2 dan H2O2.
  9. Pereaksi yang mudah rusak karena bakteri. Hal ini terjadi karena pereaksi berfungsi sebagai media bagi bakteri. Contoh : larutan gelatin.
  10. Pereaksi yang mudah berubah karena pengaruh cahaya. Penyimpanannya dalam botol warna gelap. Contoh : AgNO3 dan KMnO4.
  11. Pereaksi yang harus dibuat mendadak (mencampurkan dulu) jika pencampuran tak berurutan dapat mendapatka kelainan hasil reaksi. Contoh : larutan Fehling. Pecuali itu disediaka Fehling A dan Fehling B.
  12. Pereaksi yang dibuat dengan konsentrasi sangat rendah 0,1 atau sampai 1%. Contohnya : indicator.

Penjelasan ini merupakan saran untuk mempermudah pereaksi seperti yang diharapkan. Cara membuat larutan khusus dengan konsentresi tertentu terlampir dalam cara membuat larutan.


PENGOLONGAN ZAT KIMIA
Salah satu tugas laboran adalah menata zat kinia yang ada di laboratotium. Untuk menata zat kimia yang ada din laboratorium, pengetahuan tentang zat kimia sangat penting dan dapat menentukan keberhasilan mengelola laboratorium. Pengetahuan tentang zat kimia yang perlu diketahui adalah sifat-sifatnya, baik sifat fisik maupun sifat kimianya.
Beberapa sifat yang perlu diketahui adalah : wujud, warna, bau, titik nyala (mudah terbakar atau tidak), bersifat racun atau bukan, higroskopis, (dapat menarik air), atau tidak sensitive terhadap cahaya atau tidak, dapat merusak kulit, ubin, kayu, kertas, atau tidak, mudah terurai atau tidak, mudah menguap atau tidak, mudah bereaksi dengan zat tertentu atau tidak, dan sifat-sifat lainnya yang belum disebutkan di atas.
Sebelum anda memelajari zat kimia yangbmempunyai sifat-sifat yang disebut di atas, ada baiknay anda mengenal kelompok zat kimia yang diperdagangkan.
Zat kimia yang diperdagangkan menurut penggunaannya dikelompokan menjadi 6 kelompok, yaitu sebagai berikut .
1.      Peagens                  : zat kimia yang digunakan di labolatorium sekolah/universitas.
2.      Farmaseutika          : zat kimia untuk obat-obatan.
3.      Zat diagnotis           : zat kimia untuk keperluan diagnosis yan digunakan dalam bidang kedokteran.
4.      Agrochemicals        : zat yang digunakan dalam bidang pertanian.
5.      Zat warna (dyes)    : zat kimia yag digunakan untuk warna yang digunakan sebagai bahan celup dalam bidamg industri tekstil.
6.      Pigment                  : zat kimia yamh digunakan untuk pembuatan cat.

Zat-zat kimia yang ada di sekolah termasuk kelompok reagens. Zat kimia ini dari berbagai negaradan dibuat oleh banyak pabrik, misalnya pabrik E. Merck, darmstan, Jerman. Bahkan kimia yang dipergunakan memiliki tingkat kemurnian yang berbeda-beda dan harganya pun berbeda pula.
Umumnya tingkat kemurnian zat yang diperdagangkan dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut :
  1. Pro Analyse (PA) atau Geranteed Reagent (GR) atau Analar (AR). Zat kimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian yang tinggi (99%). Label pada wadah zat kimia mencantumkan kadar kemurnian zat itu dan kotoran-kotoran yangdikandungnya. Zat kimia yang termasuk kelompok ini digunakan dalam labolatorium analitik. Zat kimia PA/GR/AR harganya sangat mahal.
  2. Chemical Pure (CP), General Purpose Reagents (GPRS). Zat kimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian yang lebih rendah (90%-95%). Pada label wadah zat kimia ini tidak selalu dicantumkan kemurnian dan kadar maksimum kotoran yang terdapat di dalamnya.
  3. Kemurnian Teknik (Technical Grade). Zat kimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian yang paling rendah. Pada label wadah zat kimia ini tidak tercantum jenis kotoran yang terdapat di dalam zat ini.

BEBERAPA SIFAT ZAT YANG PERLU DIKETAHUI
1.      Wujud zat
Zat kimia yang ada di labolatorium/sanggar pada umumnya berwujud padat dan cair. Contoh zat kimia yang berwujud padat : NaOH, zat ini dapat terbentuk kepingan dan Kristal. Bentuk zat kimia yang berwujud padat berupa serbuk, kepingan, butiran, batangan, Kristal, dan lembaran/pita.
Contoh zat kimia yan berwujud cair, antara lain HCl, H2SO4, HNO3, formadheid, alcohol, spiritus, kloroform, eter.
2.      Bau
Beberapa zat kimia mempunyai bau yang khas, misalnya ammonia, ester, H2S, vanili, mentol, serta cuka.
3.      Warna
Beberapa zat kimia mempunyai warna yang khas, missal
CuSO4, 5H2O                                : berwarna biru
Cl3, 6H2O                                      :berwarna cokelat
FeSO4, 7H2O                                 : berwarna biru
FeS                                                : Berwarna berwana coklat kehitaman
Eosin                                              : berwarna merah
K2Cr­O4                                          : berwarna kuning
K2Cr2O7                                        : berwarna oranye/jingga
4.      Higroskopis
Beberapa zat kimia mempunyai sifat dapat menarik air (hogroskopis) jika terlalu lama kontak dengan udara. Contoh : zatkimia yang bersifat higroskopis di antaranya
NaO                                                                      MgCl2.6H2O
H2SO4                                                                                          CaCl2.2H2O
CaCl2.6H2O                                                           KSCN
5.      Zat kimia yang mudah terurai
zat kimia yang mudah terurai di antaranya H2O dan H2CO3.
6.      Zat kikia yang sensitive terhadap cahaya
Di antaranya perak nitrat (AgNO3), KI, KMnO4, dan I2, karena itu penyimpanannya harus menggunakan botol berwarna gelap.
7.      Zat kimia yang mudah bereaksi dengan udara sehingga perlu penanganan khusus. Bahan-bahan kimia tersebut di antaranya sebagai berikut.
·        Natrium, mudah bereaksi dengan udara dan air, penyimpanannya harus dalam botol berisi minyak tanah.
·        Fosfor, mudah terbakar di udara, penyimpanannya harus dalam botol/wadah berisi air.
·        Air kapur, air barit, dan natrium hidroksida, mudah bereaksi dengan CO2 dari udara sehingga tidak dapat disimpan lama.


CARA PEMBUATAN BEBERAPA LARUTAN KHUSUS
1.      Air Kapur
Masukan satu sendok CaO ke dalam 1 liter air, aduk campuran itu lalu endapkan dan saring. Hasil saringan simpan dalam keadaan tertutup. Air kapur yang jernih hasil penyaringan digunakan untuk mengetahui adanya CO2.
2.      Air Klor
Campurkan kira-kira 1 sendok kaporit atau klorox dengan larutan HCl 2M dalam tabung reaksi berpipa pengalir. Alirkan gas klor yangterbentuk ke dalam botol berisi air sampai jenuh. Lakukan pembuatan air klor ini di lemari uap atau ruang terbuka, ingat gas klor adalah racun kuat!
3.      Asam Aki
Tuangkan dengan perlahan 220 cm3 H2SO4 pekat murni ke dalam 750 cm3 air suling sambil diaduk perlahan-lahan, kemudian encerkan sampai 1 liter. Periksa massa jenisnya dengan hygrometer. Jika massa jenisnya 1,25, asam ini dapat digunakan untuk aki. Jika massa jenisnya kurang dari 1,25 tambahkan asam sufat lag, jika massa berat jenisnya lebih dari 1,25 tambahkan air suling.
4.      Larutan untuk Sel Leclanche
Larutan 350 gram ammonium klorida (NH4Cl) dalam air sampai nvolumenya menjadi 1 liter.
5.      Air Brom
Masukan kira-kira 50 cm3 larutan KBr atau NaBr 2M ke dalam gelas kimia lalu elektrolisis, salah satu elektrodenya (anoda) dibungkus dengan kertas tisu, buat dalam bentuk kantung.
Setelah terjadi perubahan warna (merah kecokelatan), elektrolisis dihentikan, kantung yang berisi brom, pindahkan ke gelas kimia sambil diperas dan masukkan ke dalam botol yang berwarna gelap, kemudian tutup.
6.      Natrium Iodida
500 gram NaOH dan 135 gram NaI dilarutkan ke dalam 1 liter air. Larutan ini untuk menditerminasi oksigen.
7.      Amonium Tiosianat
13 g ammonium tiosianat dilarutkan dalam 1 liter air, larutan ini digunakan untuk menunjukan adanya klorida dalam plasma darah atau dalam urin.
8.      Pereaksi Barfoed
13,3 g tembaga asetat dan 2 cm3 asam asetat glacial dilarutkan ke dalam 200 cm3 air. Larutan ini digunakan untuk menguji adanya glukosa.
9.      Larutan Benedict
a)      Untuk kerja kualitatif mendeteksi adanya gula yang mereduksi. Larutan 173 g natrium sitrat dan 100 g natrium karbonat (NaCO3) ke dalam 800 cm3 air, kemudian disaring. Larutkan 17,3 g tembaga sulfat (CuSO4, 5H2O) ke dalam 50 cm3 air. Dengan perlahan-lahan tuangkan larutan CuSO4 larutan yang pertama sambil diaduk. Encerkan dengan air sampai 1 liter.
b)      Untuk kerja kuantitatif
200 g Kristal natrium karbonat NaSO4 dan 200 gram natrium atau kalium asetat dan 125 g CuSO4 yang telah dilarutkan dalam 100 cm3 air, tambahkan 18 g CuSO4 yang telah dilarutkan yang pertama tadi. Kemudian tambahkan 6 cm3 larutan kalium ferosianida 0,1 M dan ditambahkan air menjadi 1 literdan suhu larutan 200 C. 50 cm3 larutan ini direduksi oleh 100 glukosa.

10.  Pereaksi Buiret
Larutan 11,2 g KOH Kristal atau 8 g NaOH Kristal dengan 20 cm3 air dan 0,075 g CuSO4 dengan 25 cm3 air. Kemudian campurkan kedua larutandan tambahkan air sampai volumenya sampai 100 ml. larutan ini juga dapat dibuat sebagai berikut, 0,75 CuSO4 dilarutkan dalm 1 liter KOH 2M. larutan ini digunakan untuk menguji adanya urea dan atau protein.
11.  Pereaksi Bruche
Larutan 50 g kalium iodida dalam 200 cm3 air dan dijernihkan dengan 120 g merkuri iodida. Saring dan larutkan dengan air sampai larutan menjadi 1 liter. Larutan ini untuk menguji adanya protein.
12.  Pereaksi Esbach
1 g asam sitrat dan satu gram pikrat (2,4,6,trinitrofenol) dalam 100 cm3 air larutan ini digunakan untuk menguji adanya albumin.
13.  Diklorofenol Indofenol (DECPIP)
Larutan 0,2 g DCPIP ke dalam 1 liter air suling kemudian biarkan selama 24 jam setelah disaring. Larutan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar vitamin C.
14.  Larutan Fehling
a)      Fehling A
Larutan 69,28 g tembaga sulfat (CuS4 5H2O) ke dalam satu liter air.
b)      Fehling B
Larutan 352 g natrium kalium tertrat dan 154 g natrium hidroksida (NaOH) ke dalam 1 liter air.
Kedua laritan ini disimpan dalam botol yang terpisah. Untuk masing-masing larutan ini hendaknya disimpan dalam botol yang terpisah. Untuk pemakaian campuran larutan AdanB masing-masing sama banyak. Larutan ini digunakan untuk menguji adanya gula yang mereduksi, misalnya glucose, fructose, dan lactose.


15.  Larutan Folin
Larutkan 500 g ammonium sulfat 5 g uranil asetat dan 6 cm3 asam asetat glacial dengan 100 cm3 air, kemudian aduklah sampai semuanya larut.
Setelah itu tambahkan air sampai volume larutan menjadi a liter.
16.  Larutan Heshler
Larutan 200 g seng klorida (ZnCl2) dengan 4 liter air, tambahkan 100 cm3 gliserin dan 100 cm3 metanal (formaldehid). Larutan ini digunakan untuk mengawetkan buah-buahan agar tidak hilang warnanya.
17.  Iodium
Larutan 20 g kalium iodide ke dalam 100 ml air kemudian larutkan 12,7 g iodium dengan larutan kalium iodida. Setelah semuanya larut tambahkan air sampai volume larutan 1 liter. Konsentrasi larutan ialah 0,05 M. larutan ini digunakan untuk menguji adanya amilum (zat pati). Pati dengan larutan ini berwarna biru tua.
18.  Larutan Locke
Larutan 0.42 g kalsium klorida (CaCl2) 0.2 g glukosa dan 0,1 g biru mutilena dalam 100 ml air. Kemudian tambahkan air sampai volume larutan menjadi 1 liter.
Larutan ini digunakan untuk mendenmostrasikan respirasi jaringan. Perubahan warna menunjukan bahwa oksigen dikonsumsi oleh jaringan.
19.  Pereaksi Mac Lean
Larutan 5 g besi klorida (FeCl2) ke dalam 100 ml merkuri klodida (HgCl2) 0,1 M dan tambahkan 1,5 M HCl pekat.
Larutan ini di gunakan untuk menguji adanya asam laktat.
20.  Pereaksi Millon
Larutan 100 g raksa ke dalam 200 ml asam nitrit pekat dengan pemanasan dalam lemari uap. Kemudian dinginkan dengan menambahkan 400 ml air. Larutan ini digunakan untuk menguji adanya protein atau triptopan.
21.  Pereaksi Mollisch
5 g napthnol larutan di dalam 100 ml etanol, pereaksi mollisch in di gunakan untuk menguji adanya karbonat.
22.  Kalium Oksalat
18 g kalium oksalat dalam 100 ml air suling. Larutan ini utuk mencegah pembekuan darah.
23.  Kalium Pirogalat (pirogasol)
a)      Buatlah larutan KOH jenuh sebanyak 500 ml. masukan 74 g piragolol ke dalam wadah yang bermulut lebar dan bubuhkan 40 ml air yang telah didihkan dan didinginkan kembali.
b)      Masukan paraffin cair ke dalam wadah larutan pirogaloh melalui corong yangmenembus lapisan paraffin, masukan larutan KOH. Kemudian aduklah kedua larutan itu tanpa mengganggu paraffin sehingga tidak ada udara yang bercampur dengan campuran larutan tadi.

Rabu, 19 Mei 2010

hasil kali kelarutan

Fenomena apa yang dapat dijelaskan saat penambahan kristal gula dalam air untuk membuat teh ? Dan apa yang akan terjadi jika gula ditambahkan terus-menerus ?
Untuk memahami hal tersebut, lakukanlah kegiatan berikut!
  1. Ambil 10 g kristal NaCl (garam dapur), kemudian masukkan ke dalam 50 mL air. Aduk hingga larut. Masukkan lagi 10 g NaCl dan diaduk. Ulangi terus sampai NaCl tidak dapat larut. Catat berapa gram NaCl yang ditambahkan.
  2. Ulangi percobaan di atas dengan air panas bertemperatur 50, 70, dan 90 °C. Catat hasilnya.
  3. Buat grafik temperatur vs kelarutan (g terlarut/50 mL air)
  4. Dari hasil percobaan, diskusikan dengan teman kelompok!
Bila sejumlah garam AB yang sukar larut dimasukkan ke dalam air maka akan terjadi beberapa kemungkinan:
  • Garam AB larut semua lalu jika ditambah garam AB lagi masih dapat larut ĺ larutan tak jenuh.
  • Garam AB larut semua lalu jika ditambah garam AB lagi tidak dapat larut ĺ larutan jenuh.
  • Garam AB larut sebagian ĺ larutan kelewat jenuh.
Ksp = HKK = hasil perkalian [kation] dengan [anion] dari larutan jenuh suatu elektrolit yang sukar larut menurut kesetimbangan heterogen. Kelarutan suatu elektrolit ialah banyaknya mol elektrolit yang sanggup melarut dalam tiap liter larutannya.
Contoh :
rm110
Bila Ksp AgCl = 10-10 , maka berarti larutan jenuh AgCl dalam air pada suhu 25 oC, Mempunyai nilai [Ag+] [Cl-] = 10-10

Kelarutan

1. Kelarutan zat AB dalam pelarut murni (air).
rm211
keterangan: s = kelarutan
Kelarutan tergantung pada :
  • Suhu
  • pH larutan
  • Ion sejenis
2. Kelarutan zat AB dalam larutan yang mengandung ion sejenis
AB(s) → A+ (aq) + B- aq)
s → n.s s
Larutan AX :
AX(aq) → A+(aq) + X-(aq)
b → b b
maka dari kedua persamaan reaksi di atas: [A+] = s + b = b, karena nilai s cukup kecil bila dibandingkan terhadap nilai b sehingga dapat diabaikan. B-1] = s
Jadi : Ksp AB = b . s
Contoh :
Bila diketahui Ksp AgCl = 10-10, berapa mol kelarutan (s) maksimum AgCl dalam 1 liter larutan 0.1 M NaCl ?
Jawab:
AgCl(s) → Ag+(aq) + Cl-(aq)
s → s s
NaCl(aq) ĺ Na+(aq) + Cl-(aq)
Ksp AgCl = [Ag+] [Cl-]
= s . 10-1
Maka,
s = 10-10/10-1
= 10-9 mol/liter
Dari contoh di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa makin besar konsentrasi ion sojenis maka makin kecil kelarutan elektrolitnya.
a. Pembentukan garam-garam.
Contoh: kelarutan CaCO3(s) pada air yang berisi CO2 > daripada dalam air.
CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g) → Ca(HCO3)2(aq)
larut
b. Reaksi antara basa amfoter dengan basa kuat
Contoh:
kelarutan Al(OH)3 dalam KOH > daripada kelarutan Al(OH)3 dalam air.
Al(OH)3(s) + KOH(aq) → KAlO2(aq) + 2 H2O(l)
larut
c. Pembentukan senyawa kompleks
Contoh:
kelarutan AgCl(s) dalam NH4OH > daripada AgCl dalam air.
AgCl(s) + NH4OH(aq)→ Ag(NH3)2Cl(aq) + H2O(l)
larut
Untuk suatu garam AB yang sukar larut berlaku ketentuan, jika:
- [A+] x [B-] <>sp →
larutan tak jenuh; tidak terjadi pengendapan
- [A+] x [B-] = Ksp
larutan tepat jenuh; larutan tepat mengendap
- [A+] x [B-] > Ksp
larutan kelewat jenuh; terjadi pengendapan zat
Contoh :
Apakah terjadi pengendapan CaCO3. jika ke dalam 1 liter 0.05 M Na2CO3 ditambahkan 1 liter 0.02 M CaCl2, dan diketahui harga Ksp untuk CaCO3 adalah 10-6.
Jawab :
rm39
maka :
[Ca2+] x [CO32-] = 2.5 x 10-2 x 10-2
= 2.5 x 10-4
karena :
[Ca2+] x [CO32-] > Ksp CaCO3, maka akan terjadi endapan CaCO3

Kamis, 06 Mei 2010

Biografi Albert Nobel



BIOGRAFI ALFRED NOBEL



Ahli kimia Swedia Alfred Bernhard Nobel menemukan dinamit pada tahun 1866 dan itu membuatnya kaya. Nobel adalah sebagai tertarik pada drama dan puisi karena ia dalam kimia dan fisika, tapi dalam ilmu-ilmu yang dia membuat dia terkenal, dan pada saat kematiannya, ia pernah lebih dari 350 paten dan pabrik dikendalikan dan laboratorium di 20 negara. Cerita berlanjut bahwa ketika saudara Nobel meninggal, surat kabar secara keliru menerbitkan sebuah obituari Nobel yang menekankan fakta bahwa ia telah menemukan hal-hal yang meledakkan dan membunuh orang. Nobel, tidak ingin diingat dengan cara itu, berjanji kekayaan ke arah perbaikan kemanusiaan. Dalam karyanya akan ia memimpin pendirian sebuah yayasan untuk hadiah penghargaan tahunan untuk pencapaian dalam kimia, fisika, sastra dan upaya menuju perdamaian internasional. Hadiah Nobel dianggap salah satu penghargaan paling bergengsi di dunia dan termasuk hadiah uang tunai hampir satu juta dolar. Pada tahun 1968 bidang hadiahnya diperluas untuk mencakup penghargaan di bidang ilmu ekonomi.

(Lahir 21 Oktober 1833, Stockholm, Swed - meninggal 10 Desember 1896, San Remo, Italia.) Kimiawan Swedia, insinyur, dan pengusaha. Usaha nya untuk menemukan cara yang aman untuk menangani nitroglycerin menghasilkan penemuan dinamit dan topi peledakan. Dia membangun jaringan industri untuk memproduksi dinamit dan korporasi untuk memproduksi dan memasarkan bahan peledak itu. Dia melanjutkan untuk mengembangkan bahan peledak yang lebih kuat dan untuk membangun dan detonator sempurna untuk bahan peledak yang tidak meledak pada pembakaran sederhana (misalnya, ketika dinyalakan dengan korek api). Nobel terdaftar lebih dari 350 paten, banyak yang tidak terkait dengan bahan peledak (misalnya, sutra buatan dan kulit). Sebuah kepribadian yang kompleks, baik dinamis dan tertutup, dia damai, tapi diberi label pedagang "kematian" untuk menemukan bahan peledak yang digunakan dalam perang. Mungkin untuk melawan label ini, ia meninggalkan sebagian besar kekayaan besar, mulai dari bahan peledak di seluruh dunia dan kepentingan minyak, untuk menetapkan Hadiah Nobel, yang akan menjadi yang paling sangat dihormati dari semua penghargaan internasional.

Nobel, Alfred Bernhard (1833-1896), kimiawan Swedia yang mengumpulkan salah satu kekayaan terbesar hari sebagai penemu dinamit. Pasti karier, kaum muda Nobel menemukan sebuah bakat kimia dan rekayasa. Setahun menghabiskan perjalanan keliling Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia juga memberikan perspektif komersial, dan ia duduk di atas kembali untuk belajar bahan peledak. Memusatkan perhatiannya pada nitrogliserin, ia mengembangkan ke versi yang lebih aman untuk penanganan, yang dipatenkan sebagai dinamit pada 1862. Dia kemudian dikombinasikan nitrogliserin dengan kapas senjata untuk membuat jelly yang jelas, dipatenkan pada tahun 1867 sebagai gelatin blasting. Dia juga menemukan bubuk tanpa asap disebut ballistite. Pada kedatangan mesiu serupa pada tahun 1889, ia tidak berhasil menggugat pemerintah Inggris untuk pelanggaran salah satu 355-nya paten. Pada saat itu ia juga menemukan detonator menggabungkan marah merkuri, yang memungkinkan bahan peledak lain yang akan berangkat akan. Aplikasi militer penemuannya yang signifikan, karena mereka bertepatan dengan berpindah dari moncong-loader untuk senjata sungsang-loading yang diperlukan amunisi dengan lebih kuat ledakan di sebuah kapsul mandiri. bubuk peledakan Nya dan sekering juga berperan penting dalam kebangkitan dari granat tangan tak lama setelah kematiannya. Dia meninggal kecewa dengan penemuan, dan, memiliki keluarga, meninggalkan harta di percaya untuk pembentukan Hadiah-hadiah lima hari ini Nobel untuk Fisika, Kimia, Fisiologi atau Kedokteran, Sastra, dan, selalu kontroversial, Perdamaian.


    
Ahli kimia Swedia Alfred Bernhard Nobel (1833-1896) menemukan bahan peledak dinamit dan lainnya, tapi dia paling diingat untuk Hadiah Nobel, yang diberkahi dengan sebagian besar kekayaan pribadinya.
Nobel Alfred lahir 21 Oktober 1833, di Stockholm. Ayahnya, miskin di Swedia tahun 1830-an, lebih beruntung di Rusia dan pada 1842 telah memantapkan dirinya di St Petersburg rekayasa dan kepedulian persenjataan. Dari sana pada tahun 1850 Alfred Nobel ditetapkan pada tour 2 tahun dari Eropa Barat dan Amerika Serikat, mencari gagasan dan kontak dalam rekayasa. Pembatalan kontrak amunisi setelah Perang Krimea melumpuhkan keprihatinan St Petersburg, dan ayah Nobel kembali miskin.
Alfred Nobel tetap di Rusia ketika ayahnya kembali ke Stockholm pada tahun 1858. Keduanya mencoba untuk menjinakkan peledak nitrogliserin cair kekerasan. Pada tahun 1863, Alfred bergabung dengan ayahnya, dan pada tahun itu ia berhasil meledak nitrogliserin pada akan dengan memulai ledakan dengan muatan mesiu. Pada tahun 1865 ia memperkenalkan raksa detonator marah, kunci semua bahan peledak kemudian tinggi. Nobel dipatenkan penemuan dan mengatur tentang pemanfaatan itu. Bekerja untuk pembuatan nitrogliserin Stockholm didirikan dekat dan Hamburg, dan minyak peledak tersebut dikirim di seluruh dunia. Nobel pada tahun 1866 mengunjungi Amerika Serikat dan mendirikan pabrik-pabrik di New York dan San Francisco.
Sementara itu, di Eropa kritik perusahaan Nobel mounting menghadapi berbagai ledakan yang timbul dari nitrogliserin kecelakaan dalam perjalanan atau penyimpanan. Nobel telah meramalkan kesulitan dan sedini 1864 telah mencoba menyerap cairan sensitif dalam padatan berpori, termasuk kieselguhr. Bahan ini mengurangi efisiensi peledakan oleh seperempat, tapi ledakan yang dihasilkan adalah padat, plastik, dan relatif tidak sensitif terhadap guncangan fisik atau termal. Ini dinamit, dipatenkan pada 1867. Penemuan baru sangat bersemangat untuk dieksploitasi dan industri seluruh dunia didirikan. Pada tahun 1875 datang gelignite, campuran nitroselulosa dan nitrogliserin, dan pada tahun 1887 ballistite, mirip dengan gelignite, diproduksi dalam menanggapi permintaan militer untuk propelan, tanpa asap proyektil lambat terbakar. Ini penemuan terakhir besar Nobel, tapi sepanjang hidupnya ia memperbaiki pada mereka semua di detail, dipatenkan mereka, dan meninggalkan mereka kepada perusahaan, dengan yang ia sebagai kontak formal sesedikit mungkin.
Dari 1865-1873 Nobel tinggal di Hamburg dan kemudian di Paris sampai 1891, ketika adopsi militer Italia ballistite membuatnya tidak populer di sana. Dia pindah ke San Remo, Italia, di mana ia meninggal pada 10 Desember 1896. Dia benar-benar internasional, perjalanan tak henti-hentinya. Untuk semua prestasinya itu, ia adalah seorang yang pendiam dan pemalu yang membenci publisitas pribadi.
Nobel akan diarahkan bahwa sebagian besar harta warisannya, di atas 33 juta kronor, harus memberikan hadiah tahunan bagi mereka yang, pada tahun sebelumnya, yang paling manfaat manusia dalam lima mata pelajaran tertentu: fisika, kimia, kedokteran, sastra, atau perdamaian. kehendak-Nya terbukti dalam waktu 4 tahun dan dibuat Nobel Foundation. Sebuah Hadiah Nobel adalah salah satu penghargaan tertinggi bahwa seseorang dapat menerima.
 

Rabu, 31 Maret 2010

Hidrolisis Garam

Hidrolisis Garam

Garam adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara larutan asam dan larutan basa. Larutan garam yang terbentuk memiliki sifat yang bervariasi, tergantung pada sifat asam dan sifat basa penyusun garam. Secara umum :
Asam + Basa → Garam + Air
Berikut ini adalah beberapa contoh reaksi pembentukan garam (dikenal pula dengan istilah reaksi penggaraman atau reaksi netralisasi) :
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
H2SO4(aq) + 2 NH4OH(aq) → (NH4)2SO4(aq) + 2 H2O(l)
2 HCN(aq) + Ba(OH)2(aq) → Ba(CN)2(aq) + 2 H2O(l)
H2CO3(aq) + Mg(OH)2(aq) → MgCO3(s) + 2 H2O(l)
Reaksi kebalikan dari reaksi penggaraman dikenal dengan istilah reaksi hidrolisis. Reaksi hidrolisis adalah reaksi salah satu ion atau kedua ion larutan garam dengan air. Reaksi salah satu atau kedua ion larutan garam dengan air menyebabkan perubahan konsentrasi ion H+ maupun ion OH- dalam larutan. Akibatnya, larutan garam dapat bersifat asam, basa, maupun netral.
Sebagaimana yang telah kita pelajari sebelumnya, kita mengenal dua jenis asam, yaitu asam kuat dan asam lemah. Demikian halnya dengan basa, kita mengenal istilah basa kuat dan basa lemah (lihat : Kimia Asam Basa). Dengan demikian, terdapat empat variasi reaksi antara asam dan basa membentuk garam, yaitu :
1. Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat
Contoh : HBr(aq) + KOH(aq) → KBr(aq) + H2O(l)
Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air
KBr(aq) → K+(aq) + Br-(aq)
Baik kation maupun anion, hanya terhidrasi oleh air, tidak mengalami reaksi dengan air. Dengan demikian, garam tersebut tidak terhidrolisis dalam air. Akibatnya, konsentrasi ion H+ tidak berubah terhadap konsentrasi ion OH-. Larutan garam bersifat netral. Larutan garam tersebut memiliki pH = 7.
2. Reaksi antara asam kuat dengan basa lemah
Contoh : HNO3(aq) + NH4OH(aq) → NH4NO3(aq) + H2O(l)
Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air
NH4NO3(aq) → NH4+(aq) + NO3-(aq)
Anion tidak mengalami hidrolisis dengan air, sebab anion berasal dari spesi asam kuat. Namun sebaliknya, kation yang berasal dari spesi basa lemah mengalami hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NH4+(aq) + H2O(l) <——> NH4OH(aq) + H+(aq)
Hidrolisis kation yang berasal dari basa lemah menghasilkan ion H+. Akibatnya, konsentrasi ion H+ menjadi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion OH-. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis sebagian (parsial). Larutan garam tersebut bersifat asam dan memiliki pH <>.

3. Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat

Contoh : HCN(aq) + NaOH(aq) → NaCN(aq) + H2O(l)

Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air

NaCN(aq) → Na+(aq) + CN-(aq)

Kation tidak mengalami hidrolisis dengan air, sebab kation berasal dari spesi basa kuat. Namun sebaliknya, anion yang berasal dari spesi asam lemah mengalami hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

CN-(aq) + H2O(l) <——> HCN(aq) + OH-(aq)

Hidrolisis anion yang berasal dari asam lemah menghasilkan ion OH-. Akibatnya, konsentrasi ion OH- menjadi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion H+. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis sebagian (parsial). Larutan garam tersebut bersifat basa dan memiliki pH > 7.

4. Reaksi antara asam lemah dengan basa lemah

Contoh : HF(aq) + NH4OH(aq) → NH4F(aq) + H2O(l)

Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air

NH4F(aq) → NH4+(aq) + F-(aq)

Baik kation maupun anion, sama-sama mengalami hidrolisis, sebab keduanya berasal dari spesi lemah. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

NH4+(aq) + H2O(l) <——> NH4OH(aq) + H+(aq)

F-(aq) + H2O(l) <——> HF(aq) + OH-(aq)

Ternyata, hidrolisis kedua ion tersebut menghasilkan ion H+ maupun ion OH-. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis total (sempurna). Sifat larutan yang dihasilkan bergantung pada perbandingan kekuatan asam lemah (Ka) terhadap kekuatan basa lemah (Kb).

Ada tiga kemungkinan perbandingan nilai Ka terhadap Kb :

a. Ka > Kb : sifat asam lebih mendominasi; larutan garam bersifat asam; pH larutan garam kurang dari 7

b. Ka = Kb : sifat asam maupun basa sama-sama mendominasi; larutan garam bersifat netral; pH larutan garam sama dengan 7

c. Ka <>b : sifat basa lebih mendominasi; larutan garam bersifat basa; pH larutan garam lebih dari 7


Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung pH larutan masing-masing larutan garam adalah sebagai berikut :

1. Larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat

pH = 7

2. Larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

[H+] = {(Kw/Kb)([ion yang terhidrolisis])}1/2

3. Larutan garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat

[OH-] = {(Kw /Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2

4. Larutan garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah

[H+] = {Kw (Ka / Kb)}1/2

Berikut ini adalah beberapa contoh beserta penyelesaian soal-soal yang berkaitan dengan hidrolisis garam yang baru saja kita pelajarai bersama :

1. Berapakah pH larutan dari 100 mL larutan natrium sianida 0,01 M? (Ka HCN = 10-10)

Penyelesaian :

Larutan natrium sianida terbentuk dari campuran basa kuat (NaOH) dengan asam lemah (HCN). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.

NaCN(aq) → Na+(aq) + CN-(aq)

Ion yang terhidrolisis adalah ion CN-. Konsentrasi ion CN- adalah 0,01 M. Dengan demikian, pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :

[OH-] = {(Kw /Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2

[OH-] = {(10-14 / 10-10)(0,01)}1/2

[OH-] = 10-3 M

Dengan demikian, pOH larutan adalah 3. Jadi, pH larutan garam tersebut adalah 11.

2. Berapakah pH larutan dari 200 mL larutan barium asetat 0,1 M? (Ka CH3COOH = 2.10-5)

Penyelesaian :

Larutan barium asetat terbentuk dari campuran basa kuat (Ba(OH)2) dengan asam lemah (CH3COOH). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.

Ba(CH3COO)2(aq) → Ba+2(aq) + 2 CH3COO-(aq)

Ion yang terhidrolisis adalah ion CH3COO-. Konsentrasi ion CH3COO- adalah 0,2 M. Dengan demikian, pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :

[OH-] = {(Kw /Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2

[OH-] = {(10-14 / 2.10-5)(0,2)}1/2

[OH-] = 10-5 M

Dengan demikian, pOH larutan adalah 5. Jadi, pH larutan garam tersebut adalah 9.

3. Hitunglah pH larutan NH4Cl 0,42 M! (Kb NH4OH = 1,8.10-5)

Penyelesaian :

Larutan amonium klorida terbentuk dari campuran basa lemah (NH4OH) dengan asam kuat (HCl). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat asam.

NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)

Ion yang terhidrolisis adalah ion NH4+. Konsentrasi ion NH4+ adalah 0,42 M. Dengan demikian, pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :

[H+] = {(Kw /Kb)([ion yang terhidrolisis])}1/2

[H+] = {(10-14 / 1,8.10-5)(0,42)}1/2

[H+] = 1,53.10-5 M

Dengan demikian, pH larutan garam tersebut adalah 4,82.

4. Hitunglah pH larutan NH4CN 2,00 M! (Ka HCN = 4,9.10-10 dan Kb NH4OH = 1,8.10-5)

Penyelesaian :

Larutan amonium sianida terbentuk dari campuran basa lemah (NH4OH) dengan asam lemah (HCN). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis total.

NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + CN-(aq)

Ion yang terhidrolisis adalah ion NH4+ dan ion CN-. Dengan demikian, pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :

[H+] = {Kw (Ka/Kb)}1/2

[H+] = {10-14 (4,9.10-10 / 1,8.10-5)}1/2

[H+] = 5,22.10-10 M

Dengan demikian, pH larutan garam tersebut adalah 9,28.

5. Berapakah massa garam NaCN yang harus dilarutkan untuk membentuk 250 mL larutan dengan pH sebesar 10? (Ka HCN = 10-10 dan Mr NaCN = 49)

Penyelesaian :

Larutan natrium sianida terbentuk dari campuran basa kuat (NaOH) dengan asam lemah (HCN). Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.

NaCN(aq) → Na+(aq) + CN-(aq)

pH = 10, berarti pOH = 4

Dengan demikian, [OH-] = 10-4 M

Perhitungan pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :

[OH-] = {(Kw/Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2

10-4 = {(10-14 / 10-10)[ion yang terhidrolisis]}1/2

[ion yang terhidrolisis] = 10-4 M

Konsentrasi garam NaCN yang diperlukan sebesar 10-4 M. Volume larutan sebanyak 250 mL = 0,25 L. Dengan demikian, mol garam NaCN yang dibutuhkan adalah :

Mol = Volume x Molar

Mol = 0,25 x 10-4 = 2,5 x 10-5 mol

Jadi, massa garam NaCN yang dibutuhkan sebanyak 2,5 x 10-5 x 49 = 1,225 x 10-3 gram = 1,225 mg.

Kamis, 11 Maret 2010

LARUTAN PENYANGGA



Buffer atau disebut juga sebagai larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH sutau larutan. Buffer dibuat dari asam lemah dengan garam dari basa konjugasinya atau basa lemah dengan garam dari asam konjugasinya. Untuk menghitung pH larutan buffer maka kita bisa menggunakan persamaan handerson-haselbach. Apabila larutan buffer tersebut ditambahkan asam atau basa, maka secara stoikiometri kita harus menghitung berapa konsentrasi masing-masing spesies setelah bereaksi. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh Soal-Belajar Kimia
Larutan buffer dengan volume 2.10 L mengandung 0.11 mol asam propionat ( CH3CH2COOH ) dan 0.10 mol natrium propionat ( CH3CH2COONa ), jika Ka asam propionat adlah 1.3×10-5 maka:
Hitung pH larutan buffer tersebut
Tentukan pH larutan buffer tersebut setelah ditambahkan 0.04 mol NaOH
Tentukan pH larutan buffer tersebut setelah ditambahkan 0.02 mol HI
Penyelesaian-Belajar Kimia
Gunakan persamaan handerson-haselbach untuk menghitung pH buffer/larutan penyangga
Konsentrasi asam propionat dan natrium propionat dihitung sebagai berikut
[CH3CH2COOH] = 0.11 mol / 2.10 L = 0.052 M[CH3CH2COONa] = 0.10 mol / 2.10 L = 0.047 MpKa = – log Ka = -log 1.3×10-5 = 4.89
dengan mengganti nilai yang diperoleh pada persamaan handerson-haselbach diatas diperoleh
pH = 4.89 + log ( 0.047/ 0.052 )pH = 4.85
Sebanyak 0.04 mol NaOH ditambahkan ke dalam larutan buffer tersebut, maka NaOH ini akan bereaksi dengan spesies asam yang terdapat di dalam buffer tersebut yaitu asam propionat ( NaOH adalah basa dan asam propionat adalah asam sehingga kedua spesies ini akan bereaksi ), reaksi penetralannya di tulis sebagai:
CH3CH2COOH(aq)
+
NaOH(aq)
->
CH3CH2COONa(aq)
+
H2O(l)
awal
0.11
0.04
-
-
reaksi
0.04
0.04
0.04
0.04
setimbang
0.07
-
0.04
0.04
[CH3CH2COOH] setelah reaksi = 0.07 mol / 2.10 L = 0.033 M[CH3CH2COONa] = 0.14 mol / 2.10 L = 0.066 M
dan pH buffer setelah penambahan 0.04 NaOH
pH = 4.89 + log ( 0.066 / 0.033 )pH = 5.19
Apa yang terjadi bila larutan tersebut ditambahkan 0.02 mol HI ? Di dalam buffer terdapat spesies CH3CH2COOH dan CH3CH2COONa, lalu dengan siapakah asam iodida (HI) ini akan bereaksi? Ingat HI adalah asam kuat sehingga akan terionisasi menjadi ion H+ dan I-, ion H+ akan bereaksi dengan anion CH3CH2COO- (dari CH3CH2COONa) membentuk CH3CH2COOH. Asam propionat adalah asam lemah sehingga dia lebih suka dalam bentuk tak terionisasi ( CH3CH2COOH ) dibandingkan bentuk terionisasinya ( CH3CH2COO- dan H+ ).
H+(aq)
+
CH3CH2COO-(aq)
->
CH3CH2COOH(aq)
awal
0.02
0.10
-
reaksi
0.02
0.02
0.02
setimbang
-
0.08
0.02
Konsentrasi masing-masing spesies setelah bereaksi dihitung sebagai:
[CH3CH2COONa] = 0.08 mol / 2.10 L = 0.038 M[CH3CH2COOH] = ( mol mula-mula + mol hasil reaksi ) / volume[CH3CH2COOH] = (0.11+0.02) / 2.10 = 0.062 M
pH = 4.89 + log ( 0.038 / 0.062 )pH = 4.68