Senin, 24 Mei 2010

PENDAYAGUNAAN BAHAN/ZAT KIMIA



PEREAKSI

            Pereaksi pada umumnya mudah dibuat, yaitu dengan cara melarutkan zat itu begitu saja dalam pelarut yang cocok terutama air, setelah memperhitungkan konsentrasi ayng diinginkan. Akan tetapi dalam membuat pereaksi perlu diperhatikan penggolongan beberapa pereaksi sebagai berikut :

  1. Pereaksi berupa larutan yang mudah dibuat dengan melarutkan sejumlah zat padatnya. Contohnya : NaCl, KNO3, dan KCl.
  2. Pereaksi yang berupa larutan yang ketika dilarutkan dalam air langsung menghidrolisis sehingga menghasilkan keadaan yang tidak diharapkan. Hal tersebut dapat di atasi misalnya dengan melarutkan zat pereaksi tersebut terlebih dahulu dalam asam pekat (asam pekat yang digunakan sesuai dengan sisa asam yang tertulis pada rumus kimianya).
Contoh : untuk memuat SnCl2 0,5 M, 110 g SnCl2 2H2O dilarutkan dahulu dalam HCl pekat. Jika perlu dipanaskan, kemudian di encerkan sampai 1 liter denagn air.
  1. Pereaksi yang berupa larutan, yaitu zat yang mudah larut, tetapi mengalami kekeruhan setelah diencerkan. Hal ini di atasi dengan menambahkan sedikit asam pekat sesuai dengan sisa saam yang tertulis dalam rumus kimianya. Contoh CuSO4 dan Pb(NO3)2.
  2. Pereaksi yang berupa larutan yang pada waktu pembuatannya menghasilkan panas yang banyak, sehingga dapat memecahkan bejana atau botol kaca. Hal ini dapat di atasi dengan menempatkan tempat/bejana pelarutan di dalam air pendingin. Contoh : CuSO4 dan H2SO4.
  3. Pereaksi yang berupa larutan, pada saat zat terlarut dalam air menimbulkan proses endoterm.. hal ini akan menyebabkan bejana penampungnya menjadi dingin, bahkan udara di sekitarnya (di dinding bejana) mengembun atau terjadi proses perubahan suhu yang tiba-tiba. Hal demikian perlu diperhatikan karena ketika proses pelarutan dilakukan, perubahan suhu secara tiba-tiba dapat memecahkan botol penampungnya. Contohnya : NH4Cl dan NH4SCN.
  4. Pereaksi yang berupa padatan atau larutan, penyimpanannya harus tertutup baik. Hal ini harus dilakukan karena akan terjadi perubahan konsentrasi. Contoh : CaCl2 dan H2SO4.
  5. Pereaksi yang mudah tercemar, contoh : Ba(OH)2, Ca(OH)2, dan NaOH.
  6. Pereaksi yang mudah menguap, contoh : HCl, NH3.
  7. Pereaksi yang mudah teroksiadasi, contoh : KNO3 dan difenilamina.
  8. Pereaksi yang mudah tereduksi, bersifat oksidator, contoh : KNO2 dan H2O2.
  9. Pereaksi yang mudah rusak karena bakteri. Hal ini terjadi karena pereaksi berfungsi sebagai media bagi bakteri. Contoh : larutan gelatin.
  10. Pereaksi yang mudah berubah karena pengaruh cahaya. Penyimpanannya dalam botol warna gelap. Contoh : AgNO3 dan KMnO4.
  11. Pereaksi yang harus dibuat mendadak (mencampurkan dulu) jika pencampuran tak berurutan dapat mendapatka kelainan hasil reaksi. Contoh : larutan Fehling. Pecuali itu disediaka Fehling A dan Fehling B.
  12. Pereaksi yang dibuat dengan konsentrasi sangat rendah 0,1 atau sampai 1%. Contohnya : indicator.

Penjelasan ini merupakan saran untuk mempermudah pereaksi seperti yang diharapkan. Cara membuat larutan khusus dengan konsentresi tertentu terlampir dalam cara membuat larutan.


PENGOLONGAN ZAT KIMIA
Salah satu tugas laboran adalah menata zat kinia yang ada di laboratotium. Untuk menata zat kimia yang ada din laboratorium, pengetahuan tentang zat kimia sangat penting dan dapat menentukan keberhasilan mengelola laboratorium. Pengetahuan tentang zat kimia yang perlu diketahui adalah sifat-sifatnya, baik sifat fisik maupun sifat kimianya.
Beberapa sifat yang perlu diketahui adalah : wujud, warna, bau, titik nyala (mudah terbakar atau tidak), bersifat racun atau bukan, higroskopis, (dapat menarik air), atau tidak sensitive terhadap cahaya atau tidak, dapat merusak kulit, ubin, kayu, kertas, atau tidak, mudah terurai atau tidak, mudah menguap atau tidak, mudah bereaksi dengan zat tertentu atau tidak, dan sifat-sifat lainnya yang belum disebutkan di atas.
Sebelum anda memelajari zat kimia yangbmempunyai sifat-sifat yang disebut di atas, ada baiknay anda mengenal kelompok zat kimia yang diperdagangkan.
Zat kimia yang diperdagangkan menurut penggunaannya dikelompokan menjadi 6 kelompok, yaitu sebagai berikut .
1.      Peagens                  : zat kimia yang digunakan di labolatorium sekolah/universitas.
2.      Farmaseutika          : zat kimia untuk obat-obatan.
3.      Zat diagnotis           : zat kimia untuk keperluan diagnosis yan digunakan dalam bidang kedokteran.
4.      Agrochemicals        : zat yang digunakan dalam bidang pertanian.
5.      Zat warna (dyes)    : zat kimia yag digunakan untuk warna yang digunakan sebagai bahan celup dalam bidamg industri tekstil.
6.      Pigment                  : zat kimia yamh digunakan untuk pembuatan cat.

Zat-zat kimia yang ada di sekolah termasuk kelompok reagens. Zat kimia ini dari berbagai negaradan dibuat oleh banyak pabrik, misalnya pabrik E. Merck, darmstan, Jerman. Bahkan kimia yang dipergunakan memiliki tingkat kemurnian yang berbeda-beda dan harganya pun berbeda pula.
Umumnya tingkat kemurnian zat yang diperdagangkan dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut :
  1. Pro Analyse (PA) atau Geranteed Reagent (GR) atau Analar (AR). Zat kimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian yang tinggi (99%). Label pada wadah zat kimia mencantumkan kadar kemurnian zat itu dan kotoran-kotoran yangdikandungnya. Zat kimia yang termasuk kelompok ini digunakan dalam labolatorium analitik. Zat kimia PA/GR/AR harganya sangat mahal.
  2. Chemical Pure (CP), General Purpose Reagents (GPRS). Zat kimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian yang lebih rendah (90%-95%). Pada label wadah zat kimia ini tidak selalu dicantumkan kemurnian dan kadar maksimum kotoran yang terdapat di dalamnya.
  3. Kemurnian Teknik (Technical Grade). Zat kimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian yang paling rendah. Pada label wadah zat kimia ini tidak tercantum jenis kotoran yang terdapat di dalam zat ini.

BEBERAPA SIFAT ZAT YANG PERLU DIKETAHUI
1.      Wujud zat
Zat kimia yang ada di labolatorium/sanggar pada umumnya berwujud padat dan cair. Contoh zat kimia yang berwujud padat : NaOH, zat ini dapat terbentuk kepingan dan Kristal. Bentuk zat kimia yang berwujud padat berupa serbuk, kepingan, butiran, batangan, Kristal, dan lembaran/pita.
Contoh zat kimia yan berwujud cair, antara lain HCl, H2SO4, HNO3, formadheid, alcohol, spiritus, kloroform, eter.
2.      Bau
Beberapa zat kimia mempunyai bau yang khas, misalnya ammonia, ester, H2S, vanili, mentol, serta cuka.
3.      Warna
Beberapa zat kimia mempunyai warna yang khas, missal
CuSO4, 5H2O                                : berwarna biru
Cl3, 6H2O                                      :berwarna cokelat
FeSO4, 7H2O                                 : berwarna biru
FeS                                                : Berwarna berwana coklat kehitaman
Eosin                                              : berwarna merah
K2Cr­O4                                          : berwarna kuning
K2Cr2O7                                        : berwarna oranye/jingga
4.      Higroskopis
Beberapa zat kimia mempunyai sifat dapat menarik air (hogroskopis) jika terlalu lama kontak dengan udara. Contoh : zatkimia yang bersifat higroskopis di antaranya
NaO                                                                      MgCl2.6H2O
H2SO4                                                                                          CaCl2.2H2O
CaCl2.6H2O                                                           KSCN
5.      Zat kimia yang mudah terurai
zat kimia yang mudah terurai di antaranya H2O dan H2CO3.
6.      Zat kikia yang sensitive terhadap cahaya
Di antaranya perak nitrat (AgNO3), KI, KMnO4, dan I2, karena itu penyimpanannya harus menggunakan botol berwarna gelap.
7.      Zat kimia yang mudah bereaksi dengan udara sehingga perlu penanganan khusus. Bahan-bahan kimia tersebut di antaranya sebagai berikut.
·        Natrium, mudah bereaksi dengan udara dan air, penyimpanannya harus dalam botol berisi minyak tanah.
·        Fosfor, mudah terbakar di udara, penyimpanannya harus dalam botol/wadah berisi air.
·        Air kapur, air barit, dan natrium hidroksida, mudah bereaksi dengan CO2 dari udara sehingga tidak dapat disimpan lama.


CARA PEMBUATAN BEBERAPA LARUTAN KHUSUS
1.      Air Kapur
Masukan satu sendok CaO ke dalam 1 liter air, aduk campuran itu lalu endapkan dan saring. Hasil saringan simpan dalam keadaan tertutup. Air kapur yang jernih hasil penyaringan digunakan untuk mengetahui adanya CO2.
2.      Air Klor
Campurkan kira-kira 1 sendok kaporit atau klorox dengan larutan HCl 2M dalam tabung reaksi berpipa pengalir. Alirkan gas klor yangterbentuk ke dalam botol berisi air sampai jenuh. Lakukan pembuatan air klor ini di lemari uap atau ruang terbuka, ingat gas klor adalah racun kuat!
3.      Asam Aki
Tuangkan dengan perlahan 220 cm3 H2SO4 pekat murni ke dalam 750 cm3 air suling sambil diaduk perlahan-lahan, kemudian encerkan sampai 1 liter. Periksa massa jenisnya dengan hygrometer. Jika massa jenisnya 1,25, asam ini dapat digunakan untuk aki. Jika massa jenisnya kurang dari 1,25 tambahkan asam sufat lag, jika massa berat jenisnya lebih dari 1,25 tambahkan air suling.
4.      Larutan untuk Sel Leclanche
Larutan 350 gram ammonium klorida (NH4Cl) dalam air sampai nvolumenya menjadi 1 liter.
5.      Air Brom
Masukan kira-kira 50 cm3 larutan KBr atau NaBr 2M ke dalam gelas kimia lalu elektrolisis, salah satu elektrodenya (anoda) dibungkus dengan kertas tisu, buat dalam bentuk kantung.
Setelah terjadi perubahan warna (merah kecokelatan), elektrolisis dihentikan, kantung yang berisi brom, pindahkan ke gelas kimia sambil diperas dan masukkan ke dalam botol yang berwarna gelap, kemudian tutup.
6.      Natrium Iodida
500 gram NaOH dan 135 gram NaI dilarutkan ke dalam 1 liter air. Larutan ini untuk menditerminasi oksigen.
7.      Amonium Tiosianat
13 g ammonium tiosianat dilarutkan dalam 1 liter air, larutan ini digunakan untuk menunjukan adanya klorida dalam plasma darah atau dalam urin.
8.      Pereaksi Barfoed
13,3 g tembaga asetat dan 2 cm3 asam asetat glacial dilarutkan ke dalam 200 cm3 air. Larutan ini digunakan untuk menguji adanya glukosa.
9.      Larutan Benedict
a)      Untuk kerja kualitatif mendeteksi adanya gula yang mereduksi. Larutan 173 g natrium sitrat dan 100 g natrium karbonat (NaCO3) ke dalam 800 cm3 air, kemudian disaring. Larutkan 17,3 g tembaga sulfat (CuSO4, 5H2O) ke dalam 50 cm3 air. Dengan perlahan-lahan tuangkan larutan CuSO4 larutan yang pertama sambil diaduk. Encerkan dengan air sampai 1 liter.
b)      Untuk kerja kuantitatif
200 g Kristal natrium karbonat NaSO4 dan 200 gram natrium atau kalium asetat dan 125 g CuSO4 yang telah dilarutkan dalam 100 cm3 air, tambahkan 18 g CuSO4 yang telah dilarutkan yang pertama tadi. Kemudian tambahkan 6 cm3 larutan kalium ferosianida 0,1 M dan ditambahkan air menjadi 1 literdan suhu larutan 200 C. 50 cm3 larutan ini direduksi oleh 100 glukosa.

10.  Pereaksi Buiret
Larutan 11,2 g KOH Kristal atau 8 g NaOH Kristal dengan 20 cm3 air dan 0,075 g CuSO4 dengan 25 cm3 air. Kemudian campurkan kedua larutandan tambahkan air sampai volumenya sampai 100 ml. larutan ini juga dapat dibuat sebagai berikut, 0,75 CuSO4 dilarutkan dalm 1 liter KOH 2M. larutan ini digunakan untuk menguji adanya urea dan atau protein.
11.  Pereaksi Bruche
Larutan 50 g kalium iodida dalam 200 cm3 air dan dijernihkan dengan 120 g merkuri iodida. Saring dan larutkan dengan air sampai larutan menjadi 1 liter. Larutan ini untuk menguji adanya protein.
12.  Pereaksi Esbach
1 g asam sitrat dan satu gram pikrat (2,4,6,trinitrofenol) dalam 100 cm3 air larutan ini digunakan untuk menguji adanya albumin.
13.  Diklorofenol Indofenol (DECPIP)
Larutan 0,2 g DCPIP ke dalam 1 liter air suling kemudian biarkan selama 24 jam setelah disaring. Larutan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar vitamin C.
14.  Larutan Fehling
a)      Fehling A
Larutan 69,28 g tembaga sulfat (CuS4 5H2O) ke dalam satu liter air.
b)      Fehling B
Larutan 352 g natrium kalium tertrat dan 154 g natrium hidroksida (NaOH) ke dalam 1 liter air.
Kedua laritan ini disimpan dalam botol yang terpisah. Untuk masing-masing larutan ini hendaknya disimpan dalam botol yang terpisah. Untuk pemakaian campuran larutan AdanB masing-masing sama banyak. Larutan ini digunakan untuk menguji adanya gula yang mereduksi, misalnya glucose, fructose, dan lactose.


15.  Larutan Folin
Larutkan 500 g ammonium sulfat 5 g uranil asetat dan 6 cm3 asam asetat glacial dengan 100 cm3 air, kemudian aduklah sampai semuanya larut.
Setelah itu tambahkan air sampai volume larutan menjadi a liter.
16.  Larutan Heshler
Larutan 200 g seng klorida (ZnCl2) dengan 4 liter air, tambahkan 100 cm3 gliserin dan 100 cm3 metanal (formaldehid). Larutan ini digunakan untuk mengawetkan buah-buahan agar tidak hilang warnanya.
17.  Iodium
Larutan 20 g kalium iodide ke dalam 100 ml air kemudian larutkan 12,7 g iodium dengan larutan kalium iodida. Setelah semuanya larut tambahkan air sampai volume larutan 1 liter. Konsentrasi larutan ialah 0,05 M. larutan ini digunakan untuk menguji adanya amilum (zat pati). Pati dengan larutan ini berwarna biru tua.
18.  Larutan Locke
Larutan 0.42 g kalsium klorida (CaCl2) 0.2 g glukosa dan 0,1 g biru mutilena dalam 100 ml air. Kemudian tambahkan air sampai volume larutan menjadi 1 liter.
Larutan ini digunakan untuk mendenmostrasikan respirasi jaringan. Perubahan warna menunjukan bahwa oksigen dikonsumsi oleh jaringan.
19.  Pereaksi Mac Lean
Larutan 5 g besi klorida (FeCl2) ke dalam 100 ml merkuri klodida (HgCl2) 0,1 M dan tambahkan 1,5 M HCl pekat.
Larutan ini di gunakan untuk menguji adanya asam laktat.
20.  Pereaksi Millon
Larutan 100 g raksa ke dalam 200 ml asam nitrit pekat dengan pemanasan dalam lemari uap. Kemudian dinginkan dengan menambahkan 400 ml air. Larutan ini digunakan untuk menguji adanya protein atau triptopan.
21.  Pereaksi Mollisch
5 g napthnol larutan di dalam 100 ml etanol, pereaksi mollisch in di gunakan untuk menguji adanya karbonat.
22.  Kalium Oksalat
18 g kalium oksalat dalam 100 ml air suling. Larutan ini utuk mencegah pembekuan darah.
23.  Kalium Pirogalat (pirogasol)
a)      Buatlah larutan KOH jenuh sebanyak 500 ml. masukan 74 g piragolol ke dalam wadah yang bermulut lebar dan bubuhkan 40 ml air yang telah didihkan dan didinginkan kembali.
b)      Masukan paraffin cair ke dalam wadah larutan pirogaloh melalui corong yangmenembus lapisan paraffin, masukan larutan KOH. Kemudian aduklah kedua larutan itu tanpa mengganggu paraffin sehingga tidak ada udara yang bercampur dengan campuran larutan tadi.

Tidak ada komentar: